kadang setiap pencapaian yang sudah kita buat dari dulu, bahkan dari kecil dengan berbagai cita-cita dan impian yang kini bisa dibilang tercapai walaupun masih bertahap, bisa saja hilang dengan seketika.
layaknya air tumpah. ketika tiap tetesan yang kita isi ke dalam suatu wadah, dan baik sengaja ataupun tidak wadah itu bergoyang hampir dan bahkan jatuh. hancur bersama air yang mengalir.
ketika setiap pencapaian yang didapat dari hasil terbaik atas diri kita sendiri,
ketika setiap hal baik yang kita lakukan,
dan ketika kita sudah menyepelekan hal kecil.
maka peribahasa itupun benar adanya.
karena nila setitik, rusak susu sebelangga.
hal ini bisa ditemui di setiap sudut kehidupan.
diri sendiri, keluarga, teman, bahkan lingkungan dimana kita berada.
kadang kita salah menggunakan kebisaan atau kepintaran bahkan keahlian kita untuk melakukan hal-hal yamg tidak sepatutnya yang kadang kita sendiri pun menyepelekanya.
sekali, dua kali bahkan berkali-kali kita menikmati kettidak patutan itu.
para petinggi yang diberikan wewenang yang juga menikmati hasil korupsi,
para ahli yang yang juga pemalsu tiket kereta, seperti berita di salah satu koran lokal di Jakarta,
para pemalsu proyek yang juga bekerjasama dengan oknum pemerintahan,
dan masih banyak diluar sana.
andaikan bisa berpikir lebih jauh kedepan, dan juga sedikit mendengarkan hati nurani.
karena Tuhan pasti memberikan hati nurani kepada setiap makhlukNya untuk menjadi backstage dari setiap lakon hidup kita.
ah,
apakah itu semua tanda ketidak bersyukuran?…