entah sudah berapa lama kita diam-diam menyesapi kenangan satu sama lain.
kau ingat tidak, kita seringkali duduk berhadapan tanpa memperdulikan mata hati kita yang saling memeluk.
bahkan tak jarang mata kaki kita sering beradu pandang saat mata kepala kita tak kuasa menatap satu sama lain.
tak banyak kata, hanya bunyi cangkir dan ujung cawan yang beradu ketika senja kita habiskan dengan menikmati jingga.
dalam diam terasa banyak makna tersirat,
dalam diam gejolak rasa kita berpeluh yang kemudian bersenyawa menjadi satu.
hati yang kerap berpindah haluan, berpindah rumah. berpindah majikan.
Hati ini kemudian lelah seperti kota ini yang sebegitu tergesanya,
berpacu seakan-akan hendak menyepikan semua hiruk untuk rasa yang mulai bernapas lega.
Hati yang lega meski waktu menghimpit.
Hati yang lega meski kamu kelak menghilang.
Hati yang lega karena padamu, ia berpulang.
——–
PS. Selamat atas terbitnya buku Kak Irwan Bajang yaitu Buku Kepulangan Kelima ini. Sukses yaa………
*Uhuk*
woooyy wooooyyyy